
Dampak broken home pada anak bisa berakibat serius. Istilah anak dalam keluarga broken home diartikan sebagai anak dengan orang tua yang bercerai. Kondisi ini dapat berdampak serius pada kondisi psikologis anak. Dampak yang diterima anak-anak yang tidak teratur akibat perpisahan orang tua bervariasi. Hal ini dapat bergantung dari beberapa hal yaitu kepribadian anak, usia anak, jenis kelamin, serta hubungan antara orang tua dan anak.
Dampak Broken Home yang Terjadi pada Anak
Penelitian mengungkap bahwa perceraian dapat berdampak serius bagi kondisi psikologis anak yang broken home. Terganggunya struktur keluarga ini juga dapat berdampak jangka panjang pada anak. Beberapa dampak serius yang dapat dialami oleh anak-anak yang mengalami broken home antara lain:
Masalah emosional
Perpisahan orang tua sangat mempengaruhi keadaan emosi anak. Anak-anak merasakan perasaan bingung, sedih, bingung, takut, marah, semuanya bercampur menjadi satu.
Kebingungan karena harus tinggal bersama ayah atau ibu, dan juga perasaan kehilangan salah satu orang tua, atau perasaan bahwa orang tua tidak menyayanginya, juga bisa menjadi penyebabnya. Tidak jarang anak merasa marah atau bahkan menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab perpisahan orang tuanya.
Gangguan perilaku
Beberapa anak yang patah hati juga mengalami perubahan suasana hati atau gangguan suasana hati lainnya. Beberapa dari mereka memilih untuk menarik diri dari masyarakat, enggan bersosialisasi dan kurang percaya diri.
Perceraian juga berkontribusi dalam menumbuhkan perilaku antisosial pada anak. Anak-anak yang patah hati di rumah cenderung kejam, agresif, suka berkata dan melakukan hal-hal kasar, berbohong bahkan berdebat dengan teman.
Gangguan mental
Selain karena kedekatan antara orang tua dan anak berkurang setelah perceraian, berbagai perubahan yang dihadapi anak, seperti pindah rumah atau pindah sekolah, dapat membuat mereka semakin stres.
Anak-anak dari keluarga berantakan juga rentan terhadap depresi dan gangguan kecemasan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko anak menderita gangguan kepribadian, penyalahgunaan narkoba, bahkan percobaan bunuh diri.
Dampak serius lain yang dialami anak-anak dari keluarga berantakan adalah separation anxiety syndrome (SAD). SAD ini merupakan suatu kondisi dimana anak akan menjadi sangat takut serta cemas jika kehilangan orang yang penting dalam hidupnya, yaitu ayah serta ibunya.
Kecemasan dan ketakutan akibat gangguan tersebut dapat mengganggu aktivitas anak, membuat anak moody, bahkan membuat mereka menolak pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.
Masalah keuangan dan pendidikan
Anak dari keluarga yang berantakan seringkali mengalami masalah keuangan yang kurang stabil dibandingkan anak-anak dari keluarga yang harmonis. Selain itu, prestasi akademik juga berpeluang menurun. Hal tersebut bisa terjadi sebab anak yang broken home dapat mengalami masalah seperti sulit dalam belajar, konsentrasi, serta motivasi tidak ada lagi.
Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua dan anak untuk menghindari dampak broken home?
Guna menghindari dampak broken home pada anak-anak tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Baca juga: 6 Jenis Parenting yang Ibu Harus Tahu
Hindari pertikaian di depan anak
Menjalani perceraian akan lebih mudah bagi anak jika melihat orang tuanya akur dan tidak terlalu banyak bertengkar. Dalam hal ini, orang tua perlu mengendalikan emosinya agar tidak bertengkar di depan anaknya. Jangan terburu-buru memutuskan perceraian jika mama memiliki konflik dengan pasangan. Sebelum memutuskan untuk bercerai, cobalah berkonsultasi dengan psikolog.
Jangan membuat anak berpihak pada salah satu orang tua
Orang tua tidak boleh melarang anak untuk dekat dengan ibunya dan sebaliknya. Pastikan mama selalu terbuka dan berbagi situasi keluarga dengan anak mama, komunikasi yang baik penting untuk perkembangannya di masa depan. Anak juga perlu menjaga komunikasi dengan orang tuanya, misalnya dengan tetap berhubungan sehari-hari dengan ayah dan ibunya melalui telepon, chat, video call atau dengan rutin mengunjungi rumah orang tuanya yang terpisah.
Bekerja sama dalam memberi dukungan
Kedua orang tua harus bekerja sama untuk mendukung anak, misalnya ketika harus menghadiri acara sekolah atau ulang tahun anak, baik ayah maupun ibu harus berusaha untuk hadir. Yakinkan anak-anak mama bahwa meskipun mereka bercerai, kasih sayang orang tua mereka tidak akan berkurang.
Baca juga: Tips Parenting yang Baik untuk Anak Perempuan
Cari cara untuk mengatasi stres
Dengan adanya perceraian dapat menjadi hal yang sulit baik bagi orang tua atau pun anak, tapi hal ini bisa jadi pembelajaran guna menimbulkan kekuatan satu dengan yang lain untuk menghadapi masalah.
Saat stres datang, baik orang tua maupun anak harus mencari cara terbaik untuk mengatasinya, seperti curhat ke teman atau meminta nasihat guru di sekolah.
Yang tidak kalah penting bagi orang tua dan anak disfungsional adalah menghadiri dewan keluarga dengan psikolog jika ada masalah dengan kesehatan anak, baik penyakit psikologis maupun yang berkembang menjadi penyakit fisik.
Banyak hal yang harus Mama pelajarin tentang dampak broken home. Mamasilo juga banyak memberikan informasi terkait tentang fashion. Mama bisa kunjungi wabsite Mamasilo, instagram @mamasilo.shop, shopee Mamasilo Shop, dan tokopedia Mamasilo