6 Jenis Parenting yang Ibu Harus Tahu

Jenis parenting

Masing-masing Mama memiliki pola asuh yang berbeda-beda dan ciri khas masing-masing. Jenis parenting yang diterapkan Mama akan berpengaruh bagi tumbuh kembang si Buah Hati.

Dikutip dari buku New Normal Parenting, Miftahul Achyar (2020, 6), program parenting adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas pola asuh. Selain itu, melalui pola asuh Mama juga dapat membangun karakter positif pada anak.

Jenis-jenis Parenting

Jenis parenting

Ada 6 jenis parenting yang memiliki ciri khas masing-masing, kira-kira Mama termasuk jenis parenting yang mana? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1.       Authority Parenting

Authority Parenting ini termasuk gaya parenting otoriter yang menerapkan pola asuh tegas.  Ciri khas dari jenis parenting ini menanamkan ekspektasi yang tinggi terhadap apa yang diharapkan oleh Mama.

Para Mama dengan tipe parenting ini cenderung kaku dan keras. Anak dituntut harus patuh terhadap apa yang diinginkan Mama. Jika keinginan Mama tersebut tidak terpenuhi, maka harus ada konsekuensi serta hukuman yang tegas untuk anak.

Salah satu penerapan dari tipe parenting ini, salah satunya dengan mengatur jadwal makan dan tidur yang sangat ketat. Jika Mama menetapkan waktu makan pada pukul 12 siang, maka harus dilakukan di waktu tersebut, tanpa ada toleransi telat.

Jenis parenting ini akan membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang patuh, bijaksana, menghormati aturan, dan disiplin waktu. Namun, jenis parenting ini membuat anak merasakan tekanan, sehingga berisiko menyebabkan anak takut dan kesepian.

2.       Authoritative parenting

Authoritative parenting ini lebih fleksibel, jika dibandingkan dengan authority parenting. Pada uthoritative parenting,  Mama tetap bisa menerapkan aturan-aturan yang wajib dipenuhi oleh si Buah Hati, tetapi masih bisa ditolerir.

Para Mama akan menerapkan aturan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan minat si Buah Hati. Pada jenis parenting ini, Mama masih memberikan kebebasan pada si Buah Hati. Namun, masih dalam batasan dan pengawasan tanpa mengikat dan menekan anak.

Salah satu penerapan dari jenis parenting ini adalah dengan mengarahkan si Buah Hati agar tidak meninggalkan mainan di sembarang tempat. Namun, harus disertai dengan alasan yang jelas, seperti kebersihan dan kesehatan. Mama juga dapat memberikan kebebasan bagi si Buah Hati untuk menentukan di mana mainannya disimpan. Namun, Mama juga harus mengawasi dan mengarahkan anak menyimpannya di tempat yang aman dan bersih.

Jenis parenting ini akan membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang komunikatif, kreatif, disiplin, terbuka, kooperatif, dan mandiri. Selain itu, dengan jenis parenting ini Mama juga akan lebih dekat dengan si Buah Hati.

3.       Attachment parenting

Attachment parenting ini menekankan pendekatan secara fisik dan emosional dengan si Buah Hati. Kedekatan ini dibangun sejak hari pertama bayi lahir dengan perhatian, kasih sayang, serta komunikasi yang hangat. Jenis parenting ini memberikan sentuhan fisik, seperti pelukan dan usapan kepada si Buah Hati sebagai ungkapan emosional.

Attachment parenting ini akan membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang tenang, penuh perhatian, percaya diri, dan berhati lembut.

Baca juga: Anak Pakai Baju Sendiri, Begini Cara Mengajarinya

4.       Permissive parenting

Permissive parenting ini biasanya diterapkan oleh para Mama yang tidak mau mengekang serta menekan si Buah Hati. Jenis parenting ini cenderung bersifat serba memperbolehkan dan membiarkan si Buah Hati menentukan sendiri apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Mama dengan tipe parenting permisif ini cenderung bertindak sebagai sahabat daripada orang tua. Salah satu penerapan dari parenting ini, yaitu tidak mengatur jadwal makan dan tidur yang baik. Sehingga hal tersebut akan tubuh menjadi kebiasaan yang tidak baik.

Permissive parenting ini akan membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang berani dapat mengutarakan isi pikirannya. Namun, jenis parenting ini akan membentuk si Buah Hati tidak bisa mengikuti aturan yang ada dan tidak bisa disiplin.

5.       Free-range parenting

Free-range parenting ini membebaskan si Buah Hati untuk lebih mandiri dengan menganalisis sendiri pedoman yang Mama berikan. Para Mama akan membebaskan si Buah hati untuk melakukan apapun yang menurut Mama mampu. Nnamun, tidak lepas tangan membiarkannya melakukan apapun yang anak inginkan, terutama jika tidak sesuai dengan pedoman dan berbahaya.

Free-range parenting akan membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang demokratis, mandiri, percaya diri, dan kreatif dalam problem solving.

6.       Uninvolved parenting

Uninvolved parenting identik dengan kondisi Mama yang tidak memiliki ikatan emosional dengan anak. Hal tersebut dikarenakan Mama tidak terlibat dalam tumbuh kembang anak secara detail. Contohnya saat Mama tidak menyaring kata-kata yang diucapkan di depan si Buah Hati. Mama juga membebaskan si Buah Hati diasuh dengan orang yang tidak tau latar belakang dan pola asuh yang akan diterapkan.

Uninvolved parenting ini membuat si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang tidak responsif, tidak cepat tanggap, dan tidak percaya diri. Hal ini disebabkan karena tidak ada ikatan emosional antara Mama dan si Buah Hati.

Baca juga: Tips Parenting yang Baik untuk Anak Perempuan

Itulah jenis-jenis parenting yang harus diketahu para Mama. Semoga membantu, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo, selamat datang di Mamasilo Shop. Detail ukuran bisa dibaca di deskripsi ya kak. Ada yang bisa kami bantu?